Materi kuliah ini didownload dari www.kuliahonline.wisatahati.com
Modul Kuliah : Kuliah Dasar Wisatahati / KDW-01
Materi Modul : Kuliah Tauhid
Judul Materi : Allah Sebagai Pusat
Seri Materi : Seri 03 dari 41 seri/esai
File Paper: Ada
File Audio Tidak
File Video: Tidak
Tugas: Tidak
Bu Yuyun, sebut saja begitu, punya anak semata wayang yang ia besarkan tanpa suami. Sejak putranya ini masuk SMA kelas 1, suaminya meninggal. Dari hari ke hari ia kuatkan batinnya bahwa ia TIDAK SENDIRIAN dalam membesarkan anaknya. Ia bersama Allah. ALLAH SELALU MENEMANINYA. Ini yang ia yakini. Saban shalat ia berdoa agar diberi kemampuan membesarkan anaknya dan memiliki rizki yang cukup. Ya, bener loh. Hampir saban shalat.
Sebagai ikhtiar dunianya, ia membuka jahitan rumahan. Ia bertutur, selalu ada saja pelanggan di saat yang tepat ia membutuhkan rizki. Sudah diatur Allah, begitu katanya.
Ia kenal dengan Allah, bahwa Allah selama ini senantiasa mencukupkan rizki buat dirinya dan anaknya.
Dan Allah alirkan rizki untuk anaknya, lewat pamannya ini. Bukan hanya untuk uang masuk kuliahnya saja, tapi juga untuk biaya kuliah secara keseluruhan.
Semoga saya bisa belajar lebih banyak lagi dari Bu Yuyun ini.
Insya Allah doa bi doa. Saya mendoakan Anda semua, dan Anda juga doakan saya. Supaya Allah betul-betul hadir di kehidupan kita dan berkenan hadir di kehidupan kita.
Ada baiknya peserta KuliahOnline mempelajari sedikit kisah Bu Yuyun ini, pelan-pelan. Betul-betul diresapi. Kenapa ada orang yang begitu dimudahkan urusannya sama Allah, dan mengapa ada yang sepertinya diblok, dipersulit oleh Allah. Saya meminta Saudara-saudara semua bersabar, mempelajari Kuliah Tauhid ini mahlan mahlan, pelan-pelan. Sebab setelah Kuliah Tauhid ini Saudara akan ngebut belajar tentang sesuatu yang membuat Saudara-saudara semua ada percepatan di semua urusan. Termasuk di urusan mengubah hidup, memperbaiki hidup, dan di urusan pencarian solusi buat permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi. “Ilmu instan” ini akan bahaya di kedepan harinya, manakala Saudarasaudara tidak punya basic tauhid yang bagus. Saya tidak terlalu perduli omongan kawankawan pengelola Kuliah Tauhid yang mengatakan, ada baiknya memberi banyak pelajaran buat kawan-kawan peserta KuliahOnline agar banyak yang didapat. Saya tidak perduli. Saya bahkan ketika belajar, dapat jauh lebih sedikit ketimbang ini.
Kejadian dialog ini terjadi sekitar tahun 2003. Kyai Betawi ini memang kerja di Perusahaan Asing. Perusahaan Perancis.
Sumpah. Saat itu saya merasa Kyai saya akan memberi saya sesuatu yang gimanaaa gitu. Sesuatu yang BESAR yang bakal instan membuat saya selesai masalah saya. Sim Salabim. Begitu saya pikir. Ternyata saya tidak sepenuhnya benar. Malah, sempat berkernyit dan tertawa kecil.
“Nah, IBM itu punya VPN, Virtual Private Network, jaringan jalur khusus. Ntar gue kasih VPN buat elu yang bisa jadi jalur khusus elu berdoa kepada Allah. Insya Allah hutang elu yang segede gunung, kempes dah!”.
Saya akhirnya mampu mengkorelasikan 2 korek api yang nyaris tanpa kata-kata itu dengan kalimat singkat Kyai. Rupanya saya disuruh bangun malam.
Allah Sebagai Pusat
Orang-orang yang
mengenal Allah dan meyakini-Nya, insya Allah akan tenang hidupnya, jauh dari
kekhawatiran, jauh dari kegelisahan.
Bu Yuyun, sebut saja begitu, punya anak semata wayang yang ia besarkan tanpa suami. Sejak putranya ini masuk SMA kelas 1, suaminya meninggal. Dari hari ke hari ia kuatkan batinnya bahwa ia TIDAK SENDIRIAN dalam membesarkan anaknya. Ia bersama Allah. ALLAH SELALU MENEMANINYA. Ini yang ia yakini. Saban shalat ia berdoa agar diberi kemampuan membesarkan anaknya dan memiliki rizki yang cukup. Ya, bener loh. Hampir saban shalat.
Saya banyak belajar dari Bu Yuyun ini. Ketika banyak orang
gelisah, ia hidup tenang. Sebab ada Allah di hatinya, ada Allah di pikirannya.
Ketika banyak orang ketakutan dan risau dengan dunianya, ia tenang-tenang saja.
Persis seperti meja, yang begitu tenang sebab memiliki empat kaki yang kuat
yang menopang keberadaannya. Hidupnya begitu santai. Dan ini yang menjadikannya
lebih kaya ketimbang orang yang kaya tapi hidup selalu penuh dengan kekurangan.
Sebagai ikhtiar dunianya, ia membuka jahitan rumahan. Ia bertutur, selalu ada saja pelanggan di saat yang tepat ia membutuhkan rizki. Sudah diatur Allah, begitu katanya.
Sejauh ini, aman-aman saja.
Sampe kemudian anaknya ini pergi hari itu untuk melihat
kelulusannya; masuk atau tidak ia ke perguruan tinggi yang ia idam-idamkan.
Bu Yuyun berdebar-debar. Ia tahu, kalau anaknya lulus, ini
masalah buat dirinya. Kalau anaknya tidak lulus, pun masalah buat dirinya juga.
Tentu saja ia senang dapat masalah dalam bentuk anaknya lulus. Masalahnya tentu
saja apalagi kalau bukan uang kuliah anaknya. Tapi segera ia banting sesuai
dengan pengalamannya selama ini. Ada Allah Yang Maha Memberi Rizki. Dan ini
yang membuatnya tenang.
Ia kenal dengan Allah, bahwa Allah selama ini senantiasa mencukupkan rizki buat dirinya dan anaknya.
Ia tahu bahwa Allah Maha Tahu bahwa ia sedang membesarkan
anaknya. Dan Allah pun tahu bahwa hari ini akan ada khabar tentang nasib
anaknya. Kondisi ini sudah ia sampaikan ke Allah jauh-jauh hari, bahwa ia butuh
biaya buat anaknya lulus. Dia yakin, Allah pasti akan memenuhi kebutuhan
anaknya, dan atau memberikan yang terbaik. Ia malah bersemangat sekali untuk
menambah kedekatan dirinya dengan Allah. Sekali lagi, ini yang membuatnya tenang.
Dan memang Allah Maha Mengatur. Sehari setelah anaknya
dinyatakan lulus, Allah kirimkan paman anaknya ini, alias adik almarhum
suaminya. Hari itu, beliau berkunjung silaturahim.
Dan Allah alirkan rizki untuk anaknya, lewat pamannya ini. Bukan hanya untuk uang masuk kuliahnya saja, tapi juga untuk biaya kuliah secara keseluruhan.
Semoga saya bisa belajar lebih banyak lagi dari Bu Yuyun ini.
I’m coming ya
Allah. Saya datang kepada-Mu ya Allah. Semestinya, dengan banyaknya masalah dan
hajat saya, saya lebih bersemangat lagi dan tanpa lelah mendatangi-Mu dan memohon
pada-Mu.
Bolehlah dibilang bahwa hidup ini harus punya keyakinan
terhadap Yang Kuasa. Tanpa ini, akan lemah sekali kita menjalani hidup ini. Dan
untuk memiliki keyakinan, buka diri buka hati untuk menerima ilmu dan
pengajaran tentang keyakinan. Kita sama-sama meminta kepada Allah agar Allah
betul-betul membukakan mata hati kita bukan saja untuk mengenal-Nya, tapi juga
untuk meyakini-Nya; yakin akan Kebesaran-Nya, yakin akan Kekuasaan-Nya. Kita
butuh Allah. Dan senantiasa akan selalu butuh Allah. Maka bertuhanlah Allah. Sebenerbenernya
pertuhanan. Supaya Allah betul-betul menjaga kita, menolong kita, dan menyediakan
apa-apa yang kita perlukan yang kita butuhkan. Jangan sampai kita hidup seperti
tidak punya Allah. Allah Maha Memberi Rizki, tapi hidup kita susah. Allah Maha Menolong,
tapi setiap ada hajat dan masalah, selalu merasa mentok. Kalo bahasa saya mah, Allah
dianggurin. Alias “dibikin nganggur’, sebab jarang kita deketin, jarang kita
mintakan bantuan-Nya.
Insya Allah doa bi doa. Saya mendoakan Anda semua, dan Anda juga doakan saya. Supaya Allah betul-betul hadir di kehidupan kita dan berkenan hadir di kehidupan kita.
Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
(dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu
merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu". Kami-lah Pelindungmu di dunia dan di akhirat;
Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta.
Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. (Qs. Fushshilaat: 31-32).
Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. (Qs. Fushshilaat: 31-32).
***
Ada baiknya peserta KuliahOnline mempelajari sedikit kisah Bu Yuyun ini, pelan-pelan. Betul-betul diresapi. Kenapa ada orang yang begitu dimudahkan urusannya sama Allah, dan mengapa ada yang sepertinya diblok, dipersulit oleh Allah. Saya meminta Saudara-saudara semua bersabar, mempelajari Kuliah Tauhid ini mahlan mahlan, pelan-pelan. Sebab setelah Kuliah Tauhid ini Saudara akan ngebut belajar tentang sesuatu yang membuat Saudara-saudara semua ada percepatan di semua urusan. Termasuk di urusan mengubah hidup, memperbaiki hidup, dan di urusan pencarian solusi buat permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi. “Ilmu instan” ini akan bahaya di kedepan harinya, manakala Saudarasaudara tidak punya basic tauhid yang bagus. Saya tidak terlalu perduli omongan kawankawan pengelola Kuliah Tauhid yang mengatakan, ada baiknya memberi banyak pelajaran buat kawan-kawan peserta KuliahOnline agar banyak yang didapat. Saya tidak perduli. Saya bahkan ketika belajar, dapat jauh lebih sedikit ketimbang ini.
Pernah satu ketika saya datang ke seorang ulama. Saya
mengadu tentang masalah saya kepadanya. Meminta nasihat darinya. Saya datang
dari jam 20 malam. Sampe jam 00 saya belum juga dipanggilnya. Boro-boro diajak
bicara. Disuruh mendekat pun tidak. Di awal sih saya diajak bicara. Tapi
bicaranya ketus sekali, “Koq datang lagi?!!!”. Saya jawab, “Ya, sebab masalahnya
beluman selesai”. “Ya sudah, tunggu sana”, katanya, sambil menunjuk satu sudut
teras majelisnya.
Saudara-saudaraku Peserta KuliahOnline, saya kemudian
menunggu dengan sabarnya. Tapi ga urung saya gatel juga untuk tidak bertanya.
Saya bertanya, “Kyai, sudah jam 12 (malam), kapan saya dikasih kesempatan
bicara?”. Waktu itu saya lihat tamunya tinggal sedikit. Saya berharap saya bisa
nyelang walo sebentar.
Ternyata saya salah. “Yang
nyuruh situ dateng siapa?”
“Ga ada. Saya sendiri”.
“Ya sudah, tunggu saja!”.
Wah, andai tidak ada husnudzdzan, baik sangka, niscaya saya
sudah kesal bukan kepalang. Saya tentu akan mengatakan kepada Kyai ini, tidak
menghargai tamu. Tapi ya itu. Saya menerima apa kata guru, dan saya memilih
menerima perlakuan guru.
Kira-kira jam 01-an, mendekati jam 02 pagi, saya baru
dipanggilnya.
Beliau lalu bertanya, “Tahu IBM ga?”
Sungguh pun saya tahu, tapi saya bingung. “Apa urusannya
dengan masalah saya tuh IBM?”, tanya saya. Tentu saja dalam hati. Saya ga
berani bertanya langsung.
Akhirnya saya jawab singkat saja, “Tahu, Kyai”.
“Nah, IBM itu punya VPN, Virtual Private Network, jaringan
jalur khusus. Ntar gue kasih VPN buat elu yang bisa jadi jalur khusus elu
berdoa kepada Allah. Insya Allah hutang elu yang segede gunung, kempes dah!”
Kejadian dialog ini terjadi sekitar tahun 2003. Kyai Betawi ini memang kerja di Perusahaan Asing. Perusahaan Perancis.
Sumpah. Saat itu saya merasa Kyai saya akan memberi saya sesuatu yang gimanaaa gitu. Sesuatu yang BESAR yang bakal instan membuat saya selesai masalah saya. Sim Salabim. Begitu saya pikir. Ternyata saya tidak sepenuhnya benar. Malah, sempat berkernyit dan tertawa kecil.
Kyai tersebut masuk ke dalam rumahnya, dan sejurus kemudian
keluar lagi membawa DUA PENTOL KOREK API. Dua korek api itu dilempar ke arah
saya. “Nih pake nih...”, katanya. Ngasihnya bener-bener dilempar. Sebab beliau
ngasih sambil berdiri. Sedang saya duduk di bawahnya. “Itu korek api, VPN buat
elu. Pake tuh yang bener. Udah gih dah, pulang!”.
Saya pulang akhirnya. Kurang lebih 6 jam saya menunggu,
hasilnya 2 korek api saja! Menggerutu ga saya? Ntar dulu. Saya berpikir bahwa
saya barangkali belajarnya kudu sedikit demi sedikit. Tapi apa ya maksudnya? Pelan-pelan
saya pikirkan. Hingga akhirnya saya mengaitkan dengan kalimatnya tadi:
“Nah, IBM itu punya VPN, Virtual Private Network, jaringan jalur khusus. Ntar gue kasih VPN buat elu yang bisa jadi jalur khusus elu berdoa kepada Allah. Insya Allah hutang elu yang segede gunung, kempes dah!”.
Saya akhirnya mampu mengkorelasikan 2 korek api yang nyaris tanpa kata-kata itu dengan kalimat singkat Kyai. Rupanya saya disuruh bangun malam.
Jangan banyakin tidur. Bagaimana-bagaimananya dengan 2 korek
api ini, saya bahas di Kuliah Pilihan tersendiri yang judulnya: Rahasia Angka 11.
Silahkan dah nanti login di sana, setelah KuliahOnline 41 esai ini selesai.
Satu hal yang mau saya kata, adalah sabar. Belajar itu harus
sabar. Kita sama berdoa kepada Allah, agar Allah betul-betul berkenan memberi
kita ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat. Sesuatu yang sedikit yang
diberi-Nya manfaat dan ada ridha-Nya, niscaya menjadi sesuatu yang betul-betul
berpengaruh positif bagi hidup kita. Wallaahu a’lam.
Ok, sampe ketemu dengan materi besok. Besok saya akan
tambahin dengan pelajaran di balik Kisah Bu Yuyun, termasuk kenapa koq
sepertinya bisa “satu malam”?
Saya mohon maaf atas semua kesalahan saya dalam memberikan
pengajaran. Mudah-mudahan Saudara-saudara memaklumi cara saya mengajar ini.
Sekali lagi saya berdoa mudah-mudahan segala biaya, waktu, energi Saudara dalam
mengklik website ini menjadi amal ibadah dan dihitung sedekah Saudara.
Sampaikan ilmu ini kepada sebanyak-banyaknya orang. Tapi sarankan kepada mereka
semua, agar mengikuti saja KuliahOnline ini secara langsung, mandiri, agar ada
keberkahan lebih banyak buat semua yang terlibat.
Insya Allah tanggal 30 sore saya mengagendakan ketemuan
darat (kopi darat), sekaligus syukuran KuliahOnline ini. Insya Allah akan
diberitahukan lebih lanjut oleh Web Admin dari KuliahOnline ini. Salam dan doa
saya untuk Saudara-saudara semua. Mohon doanya ya. Waktu saya susun dan edit
esai kuliah ini, saya sudah mau jalan ke rumah sakit. Bayi saya masih dirawat
di Rumah Sakit Harapan Kita. Mudah—mudahan Saudara-saudara tergerak memberikan
doa buat kami semua. Terima kasih ya.
No comments:
Post a Comment