Materi kuliah ini didownload dari www.kuliahonline.wisatahati.com
Modul Kuliah : Kuliah Dasar Wisatahati / KDW-01
Materi Modul : Kuliah Tauhid
Judul Materi : Amal Tabungan
Seri Materi : Seri 04 dari 41 seri/esai
File Paper: Ada
File Audio Tidak
File Video: Tidak
Tugas: Tidak
Peserta KuliahOnline yang dirahmati Allah. Tiga esai sudah Saudara-saudara semua pelajari. Ada yang barangkali berkernyit, “Koq belajarnya se-emprit se-emprit, sedikit sedikit?”. Ada yang merasa sedang diburu waktu, lalu karenanya dia memilih materi Kuliah Terapan Sedekah. Dan karena pintu materi itu masih ditutup kecuali menyelesaikan Kuliah Tauhid ini dulu, mereka tidak bisa mengakses dulu Kuliah Terapan tersebut. Ada yang enjoy saja dengan cara penyajian yang seperti ini. Ga masalah. “Memang belajar itu mesti pelan-pelan”, begitu kata sebagian yang setuju.
Lepas dari itu semua, saya meyakinkan diri saya, kawan-kawan Pengelola KuliahOnline, dan peserta semua, bahwasanya sungguh, jika Kuliah Tauhid ini saja diikuti, diresapi, dan dijalankan pelan-pelan, insya Allah Kuliah Tauhid ini sudah lebih dari cukup.
Dan kali ini, saya minta komentar dari peserta semua tentang 3 esai Kuliah Tauhid pendahuluan, termasuk esai yang sekarang ini. Silahkan diimel di imel nya Web Admin KuliahOnline. Atau, dibawa pas ketemuan darat (kopi darat) di Sekolah Daarul Qur’an Internasional di Kampung Ketapang. Sedianya tanggal 30 besok, sore, jam 16.00 ketemuannya. Bawa dah. Untuk sama-sama menjadi bahan pembelajaran. Komentari, kasih catatan-catatan, dan kita diskusikan bersama.
Para Peserta KuliahOnline yang berbahagia. Sesuai dengan janji dari ujung esai yang sebelumnya, bahwa kita akan membahas sedikit dari lanjutan kisahnya Ibu Yuyun. Yang lupa bagaimana kisahnya, lihat lagi ya kisah Bu Yuyun tersebut. Bahwa ia dalam satu malam bias mendapatkan solusi bagi putranya yang mau masuk ke perguruan tinggi.
Jawabannya, bisa ya bisa tidak.
Lihat, nampak Bu Yuyun datang ke Allah, jauh-jauh hari sebelum anaknya dinyatakan lulus. Bukan baru malam itu saja ia datang ke Allah. Sekali lagi, dari jauh-jauh hari.
Dan ini yang kita perlu belajar. Bu Yuyun mendatangi Allah sejak pagi-pagi ia mendapatkan masalah. Bahkan, sebenernya, jauh sebelum ia menghadapi persoalan biaya masuk anaknya ke perguruan tinggi ini, ia sudah berangkat menuju Allah. Ya, ia berdoa dan menitipkan kejadian-kejadian rizki di masa yang akan datang, sedari awal.
Nah, kelak, bagi yang ikut serta Program Riyadhah 40 Hari, saya betul-betul meminta jamaah yang ingin ikut, membuka diri akan Kebesaran Allah, dan masuk ke program riyadhah dalam kepercayaan penuh dan masuknya juga dengan kekuatan penuh. Namun, sebelum itu, saya meminta kawan-kawan shalat taubat dulu seraya memohon ampun atas segala kesalahan yang barangkali belum sempat dimintakan ampunannya kepada Allah.
Sungguhpun demikian, tidak sedikit juga yang kemudian tidak menampakkan hasilnya, walaupun ia sudah menyelesaikan riyadhah di hari ke-40 nya. Dan sebaliknya, banyak juga yang kemudian mendapatkan berkah padahal ia belum menyelesaikan riyadhahnya.
Mengapa? Banyak jawabannya. Dan insya Allah di lembaran-lembaran setelah lembaran ini, satu demi satu akan terkuak dengan izin-Nya. Oh ya, barangkali ada yang ga paham apa itu riyadhah ya? Riyadhah itu exercises. Latihanlatihan. Latihan apa? Latihan ibadah. Ditulis, dicatet, dan dilihat detail eksekusi ibadahnya satu demi satu, hari demi hari, sampe hari ke-40. Dimulai dari tahajjudnya jam berapa? Berapa rakaat? Witirnya ada apa engga? Istighfar di waktu sahurnya? Baca Qur’an di penghujung malamnya? Shubuhannya di masjid apa engga? Dan amalan-amalan yang diperlukan cek-lis nya secara jujur. Mirip seperti anak SD yang membawa buku Ramadhan yang harus ditandatangani oleh ustadz-ustadznya.
Sampe ketemu di esai berikutnya. Kita berdoa untuk diri kita, keluarga kita, dan bangsa kita, agar hanya Allah saja yang menjadi Tuhan kita. Jangan ada yang lain. Dan agar kita menjadi hamba-Nya yang baik, yang ringan mengerjakan amal saleh, berilmu dan bagus keyakinan dan imannya kepada Allah.
Amal Tabungan
Bagi yang cepat dikabulkannya,
barangkali sebab ia sudah punya duluan amal tabungannya, hingga kemudian Allah
menganggapnya cukup amal untuk hajat yang diinginkannya.
Peserta KuliahOnline yang dirahmati Allah. Tiga esai sudah Saudara-saudara semua pelajari. Ada yang barangkali berkernyit, “Koq belajarnya se-emprit se-emprit, sedikit sedikit?”. Ada yang merasa sedang diburu waktu, lalu karenanya dia memilih materi Kuliah Terapan Sedekah. Dan karena pintu materi itu masih ditutup kecuali menyelesaikan Kuliah Tauhid ini dulu, mereka tidak bisa mengakses dulu Kuliah Terapan tersebut. Ada yang enjoy saja dengan cara penyajian yang seperti ini. Ga masalah. “Memang belajar itu mesti pelan-pelan”, begitu kata sebagian yang setuju.
Lepas dari itu semua, saya meyakinkan diri saya, kawan-kawan Pengelola KuliahOnline, dan peserta semua, bahwasanya sungguh, jika Kuliah Tauhid ini saja diikuti, diresapi, dan dijalankan pelan-pelan, insya Allah Kuliah Tauhid ini sudah lebih dari cukup.
Insya
Allah sedang dalam proses editing audio penyerta yang berjudul: “Kenapa Harus
Khawatir Padahal Ada Allah? Audio tausiyah pencerahan ini merupakan rekaman
ketika saya berceramah di perusahaan Toshiba – Tambun. Saat itu ada satu
unitnya yang mau ditutup, dan adik saya ada di sana. Bahagian dari salah satu
karyawan yang menghadapi kemungkinan PHK.
Karyawan-karyawannya
gelisah. Lalu mereka dikumpulkan serikat pekerjanya, dikumpulkan kawan-kawan
Rohis nya, untuk diadakan semacam pencerahan agar tidak gelisah, tidak khawatir
dan tidak takut. Dan sebaliknya, bersemangat untuk berdoa agar Allah memberikan
Petunjuk-Nya dan Pertolongan-Nya.
Alhamdulillah,
saat itu saya datang. Saya memberi materi Kuliah Tauhid. kuliah Iman. Saya
yakinkan diri mereka semua, bahwa rizki itu bukan di tangan manusia. Bukan
sebab mereka bekerja. Bukan sebab perusahaan itu beroperasi. Tapi lebih karena
Allah mengizinkan semua itu terjadi. Bagi mereka yang sudah percaya bahwa Allah
yang ada di balik semua kejadian, gampang. Tinggal datang kepada Allah, mengaku
salah atas setiap perbuatan yang mengakibatkan ada nikmat-nikmat-Nya yang
ditarik-Nya kembali, dan memohon ampun seraya berharap ada Keajaiban Allah
dalam kehidupannya. File audio tersebut saya sertakan untuk Saudara-saudara
semua. Mudah-mudahan selesai dalam 2-3 hari ke depan.
Dan kali ini, saya minta komentar dari peserta semua tentang 3 esai Kuliah Tauhid pendahuluan, termasuk esai yang sekarang ini. Silahkan diimel di imel nya Web Admin KuliahOnline. Atau, dibawa pas ketemuan darat (kopi darat) di Sekolah Daarul Qur’an Internasional di Kampung Ketapang. Sedianya tanggal 30 besok, sore, jam 16.00 ketemuannya. Bawa dah. Untuk sama-sama menjadi bahan pembelajaran. Komentari, kasih catatan-catatan, dan kita diskusikan bersama.
Ketika
nanti saudara-saudara mendengar audio tausiyah yang berjudul: “Kenapa Harus
Khawatir Padahal Ada Allah?”, Saudara akan mendengar pembahasan Kuliah Tauhid,
Kuliah Iman. Saya berdoa semoga kita semua menjadi yakin bahwa HANYA ALLAH YANG
MENGATUR SEGALA-GALANYA dan DIA BEGITU KUASA UNTUK MENGATUR YANG TERBAIK UNTUK
SEGALA URUSAN KITA.
***
Para Peserta KuliahOnline yang berbahagia. Sesuai dengan janji dari ujung esai yang sebelumnya, bahwa kita akan membahas sedikit dari lanjutan kisahnya Ibu Yuyun. Yang lupa bagaimana kisahnya, lihat lagi ya kisah Bu Yuyun tersebut. Bahwa ia dalam satu malam bias mendapatkan solusi bagi putranya yang mau masuk ke perguruan tinggi.
Buat
saya, menarik sekali membahasa kisah tersebut. Kalau cerita itu saya penggal
hanya di hari itu, maka kesannya memang adalah doanya Bu Yuyun DIKABUL ALLAH
DALAM SEHARI SEMALAM. Ya, sorenya Bu Yuyun menerima khabar bahwa anaknya lulus.
Lalu malamnya bangun malam bersama anaknya. Kemudian besoknya Allah menurunkan
pertolongan lewat seorang paman yang menanggung biaya anaknya Bu Yuyun yang
tidak lain adalah ponakannya. Terlihat sangat Kun Fayakuun ya? Satu malam jadi.
Satu malam selesai.
Jawabannya, bisa ya bisa tidak.
Bisa
ya, sebab kita lagi belajar nih bahwa Allah itu Begitu Kuasa. Jangankan
hitungan jeda satu malam. Tanpa ada jeda pun Allah bisa. Namun bukan belajar
namanya kalau kita tidak mengupas lebih jauh lagi.
Coba
lihat detail cerita sebelumnya:
Bu
Yuyun, sebut saja begitu, punya anak semata wayang yang ia besarkan tanpa
suami. Sejak putranya ini masuk SMA kelas 1, suaminya meninggal. Dari hari ke
hari ia kuatkan batinnya bahwa ia tidak sendirian dalam membesarkan anaknya. Ia
bersama Allah. Allah selalu menemaninya. Ini yang ia yakini. Saban shalat ia
berdoa agar diberi kemampuan membesarkan anaknya dan memiliki rizki yang cukup.
Lihat, nampak Bu Yuyun datang ke Allah, jauh-jauh hari sebelum anaknya dinyatakan lulus. Bukan baru malam itu saja ia datang ke Allah. Sekali lagi, dari jauh-jauh hari.
Kita
buka lagi lembaran esai kuliah sebelumnya yang belajar dari kisah Bu Yuyun.
Saya kembali menukilkan sedikit:
Bu Yuyun berdebar-debar. Ia tahu,
kalau anaknya lulus, ini masalah buat dirinya. Kalau anaknya tidak lulus, pun
masalah buat dirinya juga. Tentu saja ia senang dapat masalah dalam bentuk
anaknya lulus. Masalahnya tentu saja apalagi kalau bukan uang kuliah anaknya.
Tapi segera ia banting sesuai dengan pengalamannya selama ini. Ada Allah Yang
Maha Memberi Rizki. Dan ini yang membuatnya tenang. Ia tahu bahwa Allah Maha
Tahu. Kondisi ini sudah ia sampaikan ke Allah jauh-jauh hari, bahwa ia butuh
biaya buat anaknya lulus. Dia yakin, Allah pasti akan memenuhi kebutuhan
anaknya, dan atau memberikan yang terbaik. Ia malah bersemangat sekali untuk
menambah kedekatan dirinya dengan Allah.
Dan ini yang kita perlu belajar. Bu Yuyun mendatangi Allah sejak pagi-pagi ia mendapatkan masalah. Bahkan, sebenernya, jauh sebelum ia menghadapi persoalan biaya masuk anaknya ke perguruan tinggi ini, ia sudah berangkat menuju Allah. Ya, ia berdoa dan menitipkan kejadian-kejadian rizki di masa yang akan datang, sedari awal.
Bu
Yuyun juga punya tabungan yang banyak sekali. Sementara insya Allah kalau
melihat kepribadian dari story singkatnya, ia kelihatannya ibu yang salehah,
yang sedikit dosanya.
***
Beda
Bu Yuyun, beda pula dengan kita. Kebanyakan kita, mendatangi Allah, setelah
kita mendapatkan masalah. Atau ketika kita ada keperluan. Meskipun mendatangi
Allah, atau mendekatkan diri kepada Allah lewat pintu ini – pintu masalah dan
hajat – adalah diperbolehkan (bahkan dianjurkan), namun sering membuat tauhid
orang suka rusak. Rusak bagaimana? Andai Allah tidak segera mengabulkan, maka
ia akan putus asa. Ia cenderung marah-marah, dan bahkan tidak sedikit
menyalahkan orang yang menasihatinya.
Saya
sering juga “disesali” orang. Ketika saya suruh seseorang bersedekah, lalu ia
bersedekah di pertemuan pertama, dan ia tidak mendapati pertolongan Allah
segera datang kepadanya, saat itulah tidak sedikit saya kemudian “disesali”
oleh orang tersebut. Bahkan tidak jarang saya “diadili” dan “dipergunjingkan”.
Padahal andai ia terusin ngajinya, ia lengkapi lagi pengetahuannya, dan ia
sabarkan dirinya, insya Allah sedekahnya akan bekerja, ibadahnya akan bekerja.
Dengan
belajar esai-esai Kuliah Tauhid, saya kepengen kita semua bergerak menuju
Allah. Tidak ada yang pernah terlambat mendatangi Allah, hingga ia meninggal
dunia. Sedang, meskipun sudah meninggal dunia, Allah masih berbaik-baik sama
kita, dengan terus menyuburkan amal kebaikan kita ketika di dunia hingga
saatnya nanti kita dihadapkan dengan Hari Hisab.
***
Sebagai
penyerta KuliahOnline, saya sertakan juga Program Riyadhah 40 Hari. Semacam
pesantren personal bagi setiap individu yang bertujuan menjaga
rutinitas/keistiqamahan ibadah selama 40 hari. Insya Allah akan diberitahu di
esai-esai berikutnya. Tunggu saja.
Nah, kelak, bagi yang ikut serta Program Riyadhah 40 Hari, saya betul-betul meminta jamaah yang ingin ikut, membuka diri akan Kebesaran Allah, dan masuk ke program riyadhah dalam kepercayaan penuh dan masuknya juga dengan kekuatan penuh. Namun, sebelum itu, saya meminta kawan-kawan shalat taubat dulu seraya memohon ampun atas segala kesalahan yang barangkali belum sempat dimintakan ampunannya kepada Allah.
Sungguhpun demikian, tidak sedikit juga yang kemudian tidak menampakkan hasilnya, walaupun ia sudah menyelesaikan riyadhah di hari ke-40 nya. Dan sebaliknya, banyak juga yang kemudian mendapatkan berkah padahal ia belum menyelesaikan riyadhahnya.
Mengapa? Banyak jawabannya. Dan insya Allah di lembaran-lembaran setelah lembaran ini, satu demi satu akan terkuak dengan izin-Nya. Oh ya, barangkali ada yang ga paham apa itu riyadhah ya? Riyadhah itu exercises. Latihanlatihan. Latihan apa? Latihan ibadah. Ditulis, dicatet, dan dilihat detail eksekusi ibadahnya satu demi satu, hari demi hari, sampe hari ke-40. Dimulai dari tahajjudnya jam berapa? Berapa rakaat? Witirnya ada apa engga? Istighfar di waktu sahurnya? Baca Qur’an di penghujung malamnya? Shubuhannya di masjid apa engga? Dan amalan-amalan yang diperlukan cek-lis nya secara jujur. Mirip seperti anak SD yang membawa buku Ramadhan yang harus ditandatangani oleh ustadz-ustadznya.
Namun
satu hal yang saya mau jadikan pembelajaran buat diri saya pribadi. Bahwa
ketika saya pribadi masuk dan mendekatkan diri kepada Allah, saya kudu sadar,
saya pun lama sekali meninggalkan Allah atau lama sekali tidak memperhatikan
Allah sepenuh-penuhnya perhatian. Lalu, masakan ketika baru masuk sudah mau
minta diperhatikan dan dijawab? Riangkan hati, bahwa mendekatkan diri saja
kepada Allah, sudah merupakan satu keberuntungan.
Sampe ketemu di esai berikutnya. Kita berdoa untuk diri kita, keluarga kita, dan bangsa kita, agar hanya Allah saja yang menjadi Tuhan kita. Jangan ada yang lain. Dan agar kita menjadi hamba-Nya yang baik, yang ringan mengerjakan amal saleh, berilmu dan bagus keyakinan dan imannya kepada Allah.
No comments:
Post a Comment