Materi kuliah ini didownload dari www.kuliahonline.wisatahati.com
Modul Kuliah : Kuliah Dasar Wisatahati / KDW-01
Materi Modul : Kuliah Tauhid
Judul Materi : Ubahlah Bersama Allah
Seri Materi : Seri 09 dari 41 seri/esai
File Paper: Ada
File Audio Tidak
File Video: Tidak
Tugas: Tidak
Ucapan Terima Kasih
Peserta KuliahOnline yang berbahagia. Alhamdulillah, bayi
saya, Muhammad yusuf al haafidz sudah pulang di hari pertama Ramadhan atau
bertepatan dengan 1 September 2008 setelah sejak tanggal 17 Agustus 2008 lalu
harus menginap di rumah sakit.
Subhaanallaah. Makasih doa-doanya. Beruntunglah saya
memiliki keluarga besar jamaah semua yang peduli dan perhatian kepada saya.
Insya Allah saya pribadi membiasakan mendoakan saudara-saudara semua. Dengan
cara mengirimkan suratul faatihah sebagai doa. Malah tidak jarang saya bacakan
surah yaasiin, dan lalu saya katakan kepada Allah, ya Allah kirimkanlah segala
fadhilah ayat-ayat-Mu yang saya baca ini untuk segenap jamaah kami. Baik yang
langsung maupun yang tidak. Baik yang rajin datang ke pengajian di pondok, atau
yang tidak. Baik yang dekat maupun yang jauh. Baik yang masih terjalin
silaturahim maupun yang sudah putus sebab satu dua hal. Dan juga kepada para
donatur pesantren.
Masya Allah. Saya pernah mendengar, doa terbaik itu salah
satunya adalah doa untuk orang lain. Maka kata para guru, doa itu akan
dikembalikan kepada kita menjadi doanya para malaikat Allah untuk kita. Sekali
lagi, masya Allah. Alhamdulillah.
***
Ubahlah Bersama Allah
Apa-apa kalau sendirian, pasti susah. Dan apa-apa kalau dikerjakan
secara tim, pasti lebih mudah. Apalagi Allah sebagai partner kita.
Subhaanallaah.
Melanjutkan kajian esai Kuliah Tauhid terdahulu, di mana
kemaren kita belajar tentang kisah perubahannya seorang sekuriti sebab ia ubah
kebiasaannya beribadah dan menjalani sedikit ilmu yang didapatnya dengan
keyakinan tinggi.
Maka bila diresapi bersama itu tulisan, seharusnya
menginspirasikan satu hal buat kita. Bahwa setiap orang bisa berubah dengan
mudah, asal dia tidak sendirian mengubah keadaan dirinya. Berubahlah bersama
orang-orang yang positif, yang mampu bersama-sama menuju perubahan. Apalagi
bila kita mau berubah bersama Allah.
Ya. Ubahlah bersama Allah. Jangan hanya mengandalkan otak
saja. Apalagi otot. Andalkan juga kekuatan doa, kekuatan ibadah, dan kekuatan
amal saleh. Dalam bahasa yang lebih sederhana, setiap orang yang mau berubah,
ubahlah juga porsi doanya, porsi ibadahnya dan porsi amal salehnya. Apalagi
kalau perubahan itu bisa diniatkan dari sekarang, alias nawaitu nya dibenerin,
dilurusin, wuah, perubahan itu adalah perubahan yang diridhai Allah. Misalnya,
nawaitu kan bahwa kalau kehidupan berubah, maka perubahan ini akan ia bawa ke
hal-hal positif; ingin lebih menyenangkan keluarga, orang tua, agar lebih
banyak anak yatimnya, agar lebih banyak sedekahnya, agar mudah datang ke
pengajian, agar bermanfaat lebih besar lagi buat agamanya Allah, buat
orang-orang sekitar.
Tidak bisa seseorang berubah, tanpa adanya perubahan. Sedang
memperbesar porsi mikir, porsi kerja, porsi usaha, porsi tenaga, akan membuat
manusia keletihan. Ia tidak akan punya banyak waktu untuk menikmati perubahan
itu. Yang lebih sering terjadi adalah orang tersebut akan terjebak pada terus
menerus di dalam suasana ikhtiar menuju perubahan itu. Kalaupun terjadi
perubahan, maka yang akan menikmati adalah orang lain. Bukan dia.
Jadi, kalau ditanya, apakah saya bisa berubah, ya jawabannya,
bisa. Seberapa lama perubahan bisa dicapai, dan seberapa bagus kualitas
perubahannya, tanya saja seberapa besar dan berkualitasnya usaha untuk menuju
perubahan itu.
Perubahan apa sih yang dimaksud?
Perubahan apa saja yang dikehendaki;
- Keluarga sakit-sakitan
- Pekerjaan yang bergaji kecil.
- Usaha yang tiada menguntungkan.
- Dagangan rugi terus.
- Ngajuin modal ga pernah tembus.
- Bangkrut.
- Keluarga yang tidak harmonis.
- Hidup dalam kungkungan hutang.
- Hidup tanpa pendamping hidup.
- Rumah tangga tanpa anak.
- Miskin.
- Selalu kurang.
- Selalu hina di mata keluarga, saudara dan tetangga.
- Berketurunan dari orang-orang rendahan, kepengen anak
tidak seperti kita.
- Kepengen anak lebih maju dari kita hidupnya
Dan seterusnya, mengubah hidup ke arah yang lebih baik.
Sekali lagi, tempuhlah jalan yang berbeda dengan yang orang
lain tempuh. Tentu saja bekalbekal "dunia" ya dijalani. Tapi jangan
pake hanya kekuatan dunia saja. Ya itu tadi, cepet lelahnya. Tempuhlah
jalan-jalan seperti yang sudah disebut di atas, gunakan tambahan kekuatan doa,
kekuatan ibadah, kekuatan amal saleh. Teliti kekurangan dan kelemahan dari sisi
ini, supaya ada perbaikan. Ketika ada perbaikan, maka perubahan adalah milik
Anda!
Masih belum paham ya? Gini, perubahan yang paling gampang
diidentifikasi adalah perubahan ibadah. Bila Anda jadi rajin membuka al Qur'an,
rajin membuka buku-buku hadits, ada jam-jam tambahan bercengkrama bersama
Allah, sedekahnya bertambah, shalatshalat sunnahnya juga bertambah,
kebaikan-kebaikan pada sekitar bertambah, maka bisa dipastikan, sebentar lagi
perubahan benar-benar akan terjadi.
Buat Anda yang bertambah dan berubah, tapi frekuensi ibadah
dan amal saleh menjadi berkurang dan melemah, itu sebenernya tanda-tanda
kemunduran. Coba saja dirasakan. Dirasakan pake ukuran hati. Pake ukuran
kebahagiaan yang hakiki.
***
Bentuk Konkrit Perubahan
Setiap perubahan,
butuh langkah konkrit
Seorang kawan bertanya masih seputar bentuk konkritnya atau
langkah konkritnya menuju perubahan tersebut.
Maka saya katakan begini, jika posisi Anda saat ini hidup
dalam suasana sakit-sakitan, lakukanlah petunjuk-petunjuk "dunia";
berolahragalah, jagalah/perhatikanlah makanan yang dimakan, istirahat yang
cukup, dan seterusnya.
Terhadap "langkah-langkah dunia", istilah saya mah
orang-orang yang tidak memiliki Allah pun sanggup melakukannya. Tapi, kalau
hanya melakukan langkah-langkah dunia ini, maka perubahan yang sesungguhnya
tidak akan pernah bisa dinikmati, kecuali apa yang sekedar kita rasakan saja.
Buat yang perlu penjelasan lagi, begini. Andai kita sakit,
lalu kita berobat. Insya Allah sesuai dengan sunnatullah-Nya, kesembuhan itu
bisa saja kita dapatkan. Tapi, bila hanya berobat saja, tiada berdoa dan
mendekatkan diri kepada Allah, maka tiadalah yang bisa kita dapat kecuali
kesembuhan itu saja. Yang demikian itu sama bila seseorang "hanya
bekerja". Tentu saja ia bisa mendapatkan gaji. Yang tidak punya Tuhan pun
akan mendapatkan gaji bila ia bekerja. Namun, sebagai seseorang yang
menginginkan Perubahan Besar, maka tiadalah cukup ia bekerja sekedar bekerja.
Ia perlu "nilai". Supaya tidak sekedar bekerja. Saya pernah membesut
satu seminar tentang kehidupan yang judulnya: Memaknai kehidupan.
Baiklah, contohnya terlanjur contoh hidup sehat. Maka,
langkah konkrit dalam kasus kepengen hidup sehat, selain menempuh cara-cara
dunia, cobalah ubah bersama Allah dalam menuju hidup yang sehat, tidak
sakit-sakitan dengan cara melakukan hal-hal berikut ini;
Ø
Pergiat doa. Cari waktu-waktu yang mustajab
untuk berdoa. Selepas shalat wajib misalnya. Jadilah orang yang rindu dengan
waktu shalat, sebab kepengen berdoa setelah usai shalat. Langsung munajat
setelah berhadapan dengan Nya di dalam shalat. Syukursyukur bisa berdoa selepas
shalat hajat, dhuha dan atau bahkan tahajjud. Lebih bertenaga.
Ø
Bila sebelum sakit-sakitan malas-malasan
shalatnya, sering telatnya ketimbang tepatnya. Lebih sering malasnya ketimbang
rajinnya. Lebih sering sendiriannya ketimbang berjamaahnya... Ubahlah. Jadilah
orang-orang yang betul-betul bergiat berubah di urusan yang disebut ini. Datang
ke Allah sebelum waktunya. Artinya, sebelum azan, coba datang kepada Allah.
Sambut Allah. Jangan sampe Allah menunggu. Kitalah yang menunggu Allah, sebab
kita ada keluhan yang ingin disampaikan kepada Nya. Jika sebelumnya kita tiada
khusyu' shalatnya, dan tiada ada usaha untuk khusyu', kini kita shalat dengan
hati dan pikiran kita, bahwa kita shalat membawa penyakit kita untuk diber Nya
kesembuhan.
Ø
Bila sebelumnya shalat-shalat sunnah malas benar
tertegak, maka hidupkanlah shalatshalat sunnah. Mulai dari qabliyah ba'diyah,
dhuha, dan seterusnya. Kalau perlu ambil shalat-shalat sunnah yang jarang orang
kerjakan; shalat sunnah tasbih, shalat sunnah syukur wudhu, dan lain-lain. Bila
sebelumnya sudah shalat dhuha, tapi masih dua rakaat, tambahin jadi empat. Kalo
tadinya sudah empat, jadikan delapan, dan seterusnya.
Ø
Bila sebelum sakit-sakitan sedikit anak
yatimnya, cari lagi anak yatim yang lain sebanyak yang kita mampu sebagai
tambahan. Bila sebelum sakit-sakitan, ada sedekahnya, maka sekarang pas
sakit-sakitan, tambahin sedekahnya.
Dan kebaikan-kebaikan lain, seperti menjadi ayah yang baik,
ibu yang baik, bagi anak-anak Anda, diintrospeksi, diteliti kekurangannya, lalu
kebut di sisi ini untuk menjadi ayah dan ibu yang lebih baik lagi. Atau ketika
posisi Anda adalah anak, perbaiki hubungan Anda dengan orang tua Anda. Suami
menjadi suami yang lebih baik lagi ke istri. Istri menjadi lebih baik lagi ke
suami. Tetangga ke tetangganya, saudara ke saudaranya. Insya Allah,
perbaikanperbaikan yang lebih bersifat mental, akhlak, moral, dan atau
perbuatan dan sikap sehari-hari inilah yang akan membuat ikhtiar Anda menuju
perubahan dan perbaikan hidup menjadi mudah. Mudah, sebab ada keridhaan Allah
di sana.
Nanti akan terjadi keajaiban-keajaiban-Nya yang tahu-tahu
Anda sudah hidup semakin sehat. Misalnya, di perjalanan ikhtiar menuju sehat,
ada seorang kawan yang mereferensikan sesuatu yang ternyata cocok dengan Anda
sehingga Anda memperoleh kesehatan sempurna.
Hal-hal di atas bisa diterapkan juga pada kasus-kasus yang
lain. Pokoknya, bagi siapa yang menempuh jalan untuk menghadirkan pertolongan
Allah, maka Allah akan hadirkan jalanjalan di luar jalan yang selama ini ia
tempuh.
No comments:
Post a Comment