Modul Kuliah : Kuliah
Dasar Wisatahati / KDW-01
Materi Modul : Kuliah
Tauhid
Judul Materi : Takwa dan Interaksi Dengan al Qur'an
Seri Materi : Seri 35
dari 41 seri/esai
File Paper: Ada
File Audio Tidak
File Video: Ada
Tugas: Tidak
Takwa dan Interaksi Dengan al Qur'an
(Disertakan file audio yang bisa didownload untuk pengantar kuliah
ke-35 ini. Silahkan ya. Mudah-mudahan bermanfaat. Nama file nya: "Manfaatkan
Usia Untuk al Qur'an")
Perjalanan hidup ini sepenuhnya rahasia Allah. Kita hanya perlu tahu
bahwa Allah akan mengatur yang terbaik, sudah mengatur yang terbaik, dan
memberikan hanya yang terbaik. Jalani hidup dengan percaya kepada Allah, ibadah
sepenuh hati, dan pasrah akan KehendakNya. Sekuat mungkin lakukan apa yang
diperintah, baik wajib maupun apa-apa yang menjadi sunnat, dan tinggalkan
kemaksiatan dan dosa. Barangkali inilah dari sekian rahasia supaya hidup
mengalir tenang, aman, dan banyak kemudahan.
Dan dalam hidup ini, ada saja kemudian peristiwa yang kurang
mengenakkan terjadi di dalam hidup kita. Sehingga kemudian jadilah kita
bahagian orang yang malah tambah dekat dengan Allah, atau sebaliknya, malah
meratapi dan menyumpahi hidup ini. Ada orang-orang yang Allah bukakan jalan
kedekatan dengan-Nya, justru karena beban hidup yang bukan kepalang berat dan
besarnya. Tapi ada yang bertambah jauh dengan Allah sebab kesulitan hidupnya.
Begitulah. Hidup ini isinya barangkali hanya ada dua pilihan; jalan lurus dan
jalan sesat; jalan syukur atau jalan kufur; jalan ibadah atau jalan maksiat.
Ada seorang yang merasa ga bisa memberi apa-apa buat orang
tuanya, lalu bergaul dengan para hedonis dan mengambil "manfaat semu"
dari sana. Ia berikan orang tuanya dunia. Tapi ia korbankan kehormatan dengan
menjadi pelacur misalnya; baik pelacur bener maupun yang samar. Namun ada juga
mereka-mereka yang ketika tidak bisa memberikan apa-apa ke orang tuanya lalu ia
tempuh jalan anak-anak saleh untuk orang tuanya. Tidak ada dunia yang dibawa ke
orang tuanya, tapi kebaikan demi kebaikan mengalir untuknya. Dan ini juga kelak
akan menghasilkan cahaya dunia untuk dia dan orang tuanya.
Ada keluarga dan anak istri yang disuapi dari harta haram.
Bahagia hidup bergelimang dunia tanpa keluarga dan anak istrinya sadar disuapi
dari rizki haram. Kelak, banyak sekali masalah di keluarga ini. Salah satunya
bisa saja justru keluarga ini bisa kehilangan sang suami. Atau suami yang
kehilangan anak istri, sebab satu dua kejadian.
Ada orang miskin yang mengambil hak-hak orang dan menempuh
jalan judi sebagai jalan yang bisa mengubah kemiskinannya. Banyak orang miskin
yang kemudian menjadikan tangannya sebagai wasilah meminta-minta. Tidak sedikit
orang miskin yang menjadi mitra tangan-tangan kotor lalu menyambung hidupnya
dengan rizki kotor. Sebab itulah hidup mereka ini tetap miskin dan bertambah
miskin. Kalaupun kemudian mereka-mereka ini kaya, mereka akan tetap miskin.
Allah akan buat hidupnya selalu kurang dan tak terpuaskan. Bahkan tidak sedikit
mereka yang jadi miskin lagi setelah
Sementara itu, kita menemukan banyak juga orang miskin yang
bertahan menjaga perutnya dari barang-barang yang haram. Ia kejar kemiskinannya
itu dengan mempergiat bangun malam dan shalat dhuha. Ia prihatinkan diri dengan
berpuasa sunnah. Dan ia jalankan hidup ini dengan ridha dan ikhlas. Bisa jadi hidupnya
tetap miskin. Tapi Allah hadirkan ketenangan dalam hidupnya, rumah tangganya
langgeng, rizkinya sedikit tapi jadi daging dan enak dimakan. Tidak berubah
jadi penyakit. Petaka jarang sekali hadir di kehidupannya. Dan banyak kemudahan
di tengah-tengah kekurangan; anak sakit, dikasih cepat sehat. Tanpa berobat.
Anak kurang biaya, tapi Allah kirimkan beasiswa dari tangan orang lain. Tak
punya kendaraan, tapi Allah hilangkan keperluan berkendaraan; bersaudara
dekat-dekat, berkantor tinggal jalan kaki, dan lain-lain. Beda dengan sebagian
dari kita, yang punya kendaraan, tapi Allah terbangkan ke sana kemari dengan
kendaraannya itu, yang akhirnya malah bertambah-tambah jauh dari keluarga dan
Allah. Bahkan Allah tambahkan kendaraan dengan kendaraan yang lebih hebat dan
lebih mahal, yang malah menambah jauh dirinya dengan keluarga dan Allah.
Ada yang kepengen punya usaha, lalu mencari modal dari
selain Allah. Sementara ada yang menggiatkan bangun malam dan dhuha, serta
bersedekah. Ya, saya tidak sedikit menerima konselingan gagal bayar kredit.
Usahanya halal, cara-cara usahanya benar. Ternyata sayang, di proses kreditnya,
ada kebohongan dan suap. Banyak data dimanipulasi supaya kredit bisa cair, dan
tidak jarang melakukan praktik suap walo sekedar dengan menjanjikan sesuatu
bagi officernya. Atau ada yang prosesnya benar, ikhtiarnya benar, usahanya
halal, tapi tetap bangkrut juga. Selidik punya selidik, shalat wajibnya jadi
keteteran, shalat-shalat sunnahnya malahan jadi hilang. Hubungan dengan orang
tua jadi jauh, dengan adik-adik malah tak ada silaturahim, dengan tetangga
menjadi tak lagi dekat. Jika demikian, maka dicabut usahanya oleh Allah adalah
jauh lebih baik. Sadari lagi saja, minta ampun sama Allah, dan ikhtiar lagi
yang benar. Insya Allah, Allah akan berkenan memberi lagi apa yang dicabut-Nya.
Ada di antara mereka yang bertahan tidak mengapa tidak diberi modal lagi untuk
pengembangan usaha. Mereka merasa cukup. Sehingga tidak perlu mereka ini
merekayasa laporan keuangan dan aset. Ternyata kemudian Allah berikan
keselamatan buat mereka dan usahanya berkembang juga dengan izin dan
takdir-Nya.
Ada orang yang kepengen kerja. Ia tempuh jalan-jalan kotor.
Ia siapkan jalan pelicin. Dan tidak jarang perbuatannya itu yang melahirkan
orang-orang kotor yang tadinya bersih. Pekerjaan ia dapatkan, namun keberkahan
Allah hilangkan. Punya duit lebih dari tabungan setiap kali kerja, lalu Allah
giring dia untuk membeli kendaraan. Baru sebulan dipake itu kendaraan, sudah
mengantarkan maut untuk keluarganya. Mobil ringsek, keluarga celaka, uang
terbuang sia-sia. Sementara ada yang meminta kepada Allah pekerjaan. Ia
bertahan untuk tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang membuat Allah murka. Ia
minta sama Allah lewat jalan ibadah. Ada yang belum Allah berikan pekerjaan, namun
Allah tetap tanggung rizkinya dan hidupnya tetap mulia. Ga jadi hina sebab tak
ada pekerjaan. Saya pun tidak sedikit menemukan yang begini ini. Tidak kerja,
namun Allah menyediakan keperluan hidup baginya. Ia tidak menjadi beban buat
orang lain, sebab ia tidak meminta. Banyaklah keanehan dari matematika dan
mekanisme hidup ini.